Bulan Ramadan bagi umat muslim adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Di seluruh dunia, umat muslim akan menyambut penuh rasa syukur dan sukacita.
Ini dikarenakan bulan Ramadan merupakan bulan keberkahan, rahmat, dan ampunan. Sehingga seorang muslim akan berlomba-lomba memperbanyak ibadah untuk sarana menjadi orang yang bertakwa (muttaqin).
Sudah sepatutnya kita melakukan persiapan menyambut tanggal 1 Ramadan 1444 Hijriah atau kira-kira 23 Maret 2023 M. Untuk kepastiannya kita menunggu keputusan sidang istbat Pemerintah RI.
Persiapan menyambut Ramadan sangat perlu dilakukan dengan melakukan sesuatu yang lebih baik. Hal ini dilakukan agar Ramadan tahun ini benar-benar berkualitas tinggi. Meski dalam pelaksaannya nanti Ramadan pascapandemi COVID-19 tentu agak berbeda dari tahun sebelumnya.
Bagaimana persiapan menyambut Ramadan yang baik? Berikut ini www.bekam.or.id telah merangkumnya untuk menyambut Ramadan 1444 Hijriah.
Berdoa Kepada Allah Azza Wa Jalla
Doa merupakan ibadah. Dengan berdoa para hamba mengomunikasikan harapan dan hajat kepada Allah Azza Wa Jalla. Doa di sini memohon kepada Allah agar dikarunia keberkahan umur panjang untuk dapat menjalankan Ramadan.
Pada persiapan menyambut Ramadan, perbanyak berdoa kepada Allah agar selalu dipertemukan dengan Ramadan tahun-tahun berikutnya. Selain itu berdoa supaya seluruh Ramadan tahun sebelumnya diterima Allah.
Tidak ada yang bisa menjamin kita bisa sampai kepada bulan Ramadan selanjutnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya selalu berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan.
Intinya doa memohon agar diberikan kekuatan, kemudahan, dan taufik-Nya supaya dapat menjalankan Ramadan dengan beragam ibadah, amal saleh, dan ketaatan kepada Allah.
Sambut dengan Sukacita
Persiapan menyambut Ramadan perlu disambut dengan bersukacita dan bergembira. Sebab Ramadan datang membawa rahmat, ampunan, dan pembebasan dari neraka.
Selain itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadar) dan beragam keutamaan lainnya. Oleh karena itu, buat para pecinta dan perindu kebaikan pasti senang dan bersukacita dengan kedatangannya.
Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabat jika Ramadan akan datang. Beliau melakukannya agar mereka termotivasi memanfaatkan momen Ramadan dan berusaha mendapatkan keutamannya.
Biasanya kabar gembira yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam ini berupa penjelasan keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadan.
Oleh karena itu, sebagai umat yang sadar dengan berbagai kelemahan, kekurangan, dan kelalaian dalam ibadah selama ini, kita wajib bersukacita dengan kedatangan Ramadan. Sebab melalui Ramadan menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan iman.
Umrah Ramadan
Imam Bukhari (1782) dan Imam Muslim (1256) telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda;
فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي ، فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً ) وفي رواية لمسلم : ( حجة معي )
“Jika datang bulan Ramadan, lakukanlah umrah, karena umrah itu sama dengan haji,” dalam riwayat Imam Muslim: “Sama dengan menunaikan haji bersamaku.”
Umrah saat bulan Ramadan mengandung keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan umrah bulan-bulan lainnya. Nilai pahala dari umrah di bulan Ramadan sama dengan berhaji bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Taubat Nasuha
Persiapan menyambut Ramadan lainnya adalah dengan bertaubat dari dosa dan maksiat. Hal ini perlu dilakukan karena akan melakukan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah. Sementara dosa dan maksiat dapat menghalangi seseorang dari ketaatan.
Dosa dan maksiat mengotori dan menutupi hati. Jika hati tertutupi oleh dosa dan maksiat akan berat melakukan ibadah dan amal saleh. Oleh karena itu untuk membersihkan hati dari noda dosa dan maksiat dengan memperbanyak taubat dan mengamalkan sayyidul istighfar.
Taubat yang sebenar-benarnya adalah taubatan nasuha. Yaitu dengan meninggalkan dan menyesali dosa pada masa lalu serta memiliki tekad yang kuat untuk tidak lagi mengulangi dosa.
Membayar Puasa
Melakukan qadha puasa sesegera mungkin sebelum datang Ramadan berikutnya. Menunda qadha puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i hingga masuk Ramadan berikutnya adalah dosa. Maka kewajibannya adalah tetap meng-qadha dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.
Rencanakan Target
Dalam menyambut bulan Ramadan adalah dengan persiapan dan perencanaan target. Ini memang bersifat teknis, namun sangat penting. Karena dengan persiapan dan perencanaan yang baik sangat membantu memaksimalkan ibadah dan amal saleh pada bulan Ramadan.
Misalnya mempersiapkan dan merencanakan target untuk membaca (khatam) Alquran 30 juz atau mengahapalnya. Hal ini penting, untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas bacaan Alquran di bulan Ramadan.
Ilmu Sebelum Beramal
Sangat wajib berilmu sebelum beramal. Ilmu ini dipentingkan sebelum beramal, karena syarat diterimanya amal setelah ikhlas adalah mutaba’ah, yaitu amal harus benar dan sesuai dengan syariat dan contoh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam.
Oleh karena itu, untuk menyambut Ramadan dengan ilmu, kamu perlu menyegarkan kembali pelajaran tentang fiqh ibadah pada bulan Ramadan. Misalnya dengan fiqh puasa, salat tarawih, zakat, sedekah, atau ibadah-ibadah lainnya.
Bersihkan Penyakit Hati
Dendam dan hasad atau dengki merupakan sifat yang buruk dab tercela. Terbebas dari sifat tercela adalah ciri-ciri orang beriman dan bertakwa. Terbebas dari sifat pendendam merupakan salah satu tanda penghuni surga.
Begitu juga dengan sifat iri hati dan dengki atau hasad yang merupakan sifat buruk yang sangat berbahaya. Sifat ini bisa menghapuskan amalan kebaikan bagai api yang melahap kayu bakar.
Oleh karena itu, seorang muslim hendak membersihkan dirinya dari sifat buruk ini sebelum memasuki bulan Ramadan. Agar saat memasuki bulan mulia tersebut hatinya yang bersih dan lapang.
Menjaga Kesehatan
Menyambut Ramadan adalah dengan mempersiapkan kondisi fisik dengan menjaga kesehatan. Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat selama Ramadan sangat penting. Kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah.
Jika diri kita sehat maka sudah tentu akan melakukan ibadah dengan baik dan sempurna. Namun sebaliknya, jika sakit maka ibadahnya akan terganggu. Menjaga kesehatan salah satunya dengan makan bergizi, istirahat cukup, olahraga, atau berbekam.
Menjaga Lisan
Menjaga lisan itu sangat sulit. Dengan lisan seorang hamba dapat tergelincir ke neraka. Salah satu supaya lisan terjaga adalah memperbanyak zikir dan menyendiri (merenung). Jika kita sendirian, sudah pasti kita tidak akan berbicara sendiri.
Lisan tidak terjaga karena kita sering berkumpul untuk hal yang sia-sia. Terkecuali kita berkumpul untuk tholabul 'ilmi, tadarusan, zikir, atau ketaatan lainnya. Terlebih sering nongkrong ke tetangga atau "nonggo" maka hal ini rawan lisan kita tidak terkontrol.
Supaya selamat lisan kita maka sebaiknya diam. Jika tidak bisa berkata baik-baik maka cukup diam. Karena dengan diam semuanya akan selamat dan terjaga situasi di sekitar kita menjadi aman.
Untuk menjaga lisan supaya selamat perbanyak membaca buku-buku yang bermanfaat, khususnya bab agama. Selain itu, apabila setiap saat kita membaca Alquran tentu saja akan menjadikan lisan kita selamat.
Jemaah bersiap menikmati takjil di halaman masjid Nabawi Madinah Arab Saudi
Perbanyak Sedekah
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
Artinya;
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Dia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Dia membenci akhlak yang buruk” (HR. Al Baihaqi)
Melakukan sedekah di bulan Ramadan tentu mampu mendatangkan banyak keutamaan. Keutamaan sedekah di bulan Ramadan akan dilipatgandakan pahalanya. Sedekah bukan hanya bisa berwujud materi (uang) saja.
Namun, sedekah juga bisa berbentuk benda/barang, makanan, minuman, pakaian, tenaga, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Jadi, ada begitu banyak kategori sedekah yang bisa diberikan oleh seseorang kepada orang lainnya. Beberapa bentuk sedekah yang bisa dilakukan di bulan Ramadan, antara lain:
1. Membangunkan Sahur
Bentuk sedekah sederhana yang bisa dilakukan di bulan Ramadan adalah dengan membangunkan sahur orang-orang yang hendak berpuasa.
Saat membangunkan orang untuk sahur, tentu mereka akan lebih memperoleh energi karena bisa mengisi perut terlebih dahulu sebelum memulai puasa.
2. Membagi-bagi Takjil
Memberi takjil kepada sesama umat muslim yang berpuasa pun bisa dihitung sebagai sedekah di bulan Ramadan.
Tidak harus takjil yang banyak dan mewah. Bentuk takjil juga bisa beragam seperti kolak, es campur, kurma, roti, atau yang lainnya.
Pemberian takjil pun bisa dilakukan di masjid, musola, atau di tepi jalan-jalan secara gratis kepada ojol, pejalan kaki yang melintas, pedangang asongan, dan lainnya.
Pemberian takjil juga bisa dilakukan ke berbagai panti asuhan, rumah penampungan tunawisma atau yang lainnya.
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
Artinya;
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya” (HR. At Tirmidzi)
3. Menyiapkan Hidangan Sahur
Selain membangunkan sahur bagi orang-orang yang berpuasa, menyiapkan santapan sahur pun juga terhitung sebagai sedekah Ramadan. Jadi, bisa dikatakan bahwa bentuk sedekah ada begitu banyak macamnya dengan pahala yang berlimpah.
4. Mengajarkan Al Qur’an
Sedekah Ramadan berikutnya yang bisa diaplikasikan adalah mengajarkan kitab suci Al Qur’an. Cobalah untuk mengajarkan Al Qur’an kepada sesama umat muslim lainnya setelah pengajian, sebelum maghrib dan sebagainya.
Bahkan dengan mengajarkan ilmu lainnya pun tidak menjadi masalah selama ilmu tersebut bermanfaat. Menyebarkan ilmu yang bermanfaat juga bisa dihitung sebagai sedekah jariyah yang pahalanya tiada berputus kelak sampai orang tersebut pun tiada.
5. Tersenyum
Senyum adalah bentuk sedekah yang benar-benar sangat sederhana. Hanya dengan tersenyum ikhlas dan tulus ini bisa menjadi ladang pahala untuk siapa saja yang melakukannya. Ingatlah bahwa keutamaan sedekah di bulan Ramadan benar-benar begitu berlimpah. Wallahu A'lam Bish Shawwab.