Religi

Ramadan Ke-5: Terkabulnya Doa Setiap Akhir Malam

Ramadan Ke-5: Terkabulnya Doa Setiap Akhir Malam

Berbicara tentang keutamaan (fadhillah) salat lail (malam), terlebih dahulu kita rinci tentang macam-macam salat lail dan dasar-dasar perintah untuk mengerjakan itu.

Salat lail merupakan salat sunat yang dilakukan pada waktu malam sesudah salat Isya. Pengerjaannya pada sepertiga malam pertama (antara pukul 1.00 s/d 2.00), sepertiga malam kedua (pukul 2.00 s/d 3.00), atau sepertiga malam terakhir (pukul 3.00 sampai menjelang Shubuh).

Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Muzammil ayat 20;

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian juga) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Muzammil 20).

Pada ayat yang lain Allah berfirman dalam surat As Sajdah ayat 16;

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan” (QS. As Sajdah 16).

Dalam ayat lain surat Al Furqan 64;

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dalam keheningan malam mereka merasakan nikmat dan syahdunya menghadapkan diri bermunajat kepada Tuhan Rabbul Alamin” (QS. Al Furqan 64).

Dalam surat Adz Dzariyat ayat 17, 18, 19 berbunyi;

(17) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam;

(18) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah);

(19) وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian

Maksud ayat selain taat mendirikan salat lail di waktu malam, mereka juga mengeluarkan sebahagian hartanya kepada yang berhak (mustahak). Bermacam-macam pengalaman dan keajaiban diberikan kepada ahli salat lail.

Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdiri salat setiap malam dengan bacaan surat terpanjang sehingga kaki beliau membengkak. Beliau ditegur oleh sahabat dan Aisyah RA, berkata:

“Wahai rasul bukankah engkau telah mendapat pengampunan segala dosamu dan orang yang dikasihani dan pasti ahli surga, kenapa engkau tidak mengetahui bahwa dengan salatku yang seperti ini adalah saya menyatakan kesyukuranku pada nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan-Nya kepadaku?”

Salat malam yang khusus dinamai dengan salat tahajud, Allah berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 79;

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS. Al Isra’ 79).

Dalam surat Al Muzammil ayat 6;

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (QS. Al Muzamil 6).

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada waktu pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari” (QS. Al Insan 25-26).

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ

“Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai salat” (QS. Qaaf 40).

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang di waktu fajar” (QS. Ath Thuur 48-49).

Untuk itu, selama Ramadhan 1444 Hijriah ini, kita dianjurkan melakukan salat lail. Jika selama ini kita tidak pernah salat lail, pada kesempatan Ramadan ini sebisa mungkin kerjakanlah salat lail seraya memohon kepada Allah agar dimudahkan salat lail sampai akhir hayat kita.

Sebab ada banyak keutamaan dalam salat lail itu, di antaranya;

a. Termasuk Golongan Orang Saleh dan Menjadi Penyebab Masuk Surga

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, yakni mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah” (QS. Adz Dzariyat 15-18)

Rasulullah pernah bersabda:

“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan salatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah)

b. Terpelihara dari Gangguan Setan dan Sebagai Pembersih Jiwanya

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk salat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan pada kedua telinganya” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)

Rasulullah juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang di antara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): ‘Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak’. Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’Ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia salat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak bangun salat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas beramal saleh” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).

c. Tergolong Orang yang Mendapat Rahmat dari Allah Ta’Ala

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan salat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu salat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya” (HR. Abu Daud).

d. Waktu yang Mustajab Dikabulkannya Doa-doa

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Shalallahu “Alaihi Wa Sallam bersabda: “Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar” (HR. Bukhari No. 145 dan Muslim No.758).

Dalam riwayat yang lain Rasulullah Shalallahu “Alaihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya di malam hari, ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, dan itu berlangsung setiap malam” (HR. Muslim).

Sabda lainnya: “Di waktu malam terdapat satu saat di mana Allah akan mengabulkan doa setiap malamnya” (HR. Muslim No. 757).

e. Mendapat Tempat yang Terpuji

Allah berfirman: “Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS. Al Isra’79).

f. Penghapus Dosa dan Penghalang Berbuat Salah

Rasulullah Rasulullah Shalallahu “Alaihi Wa Sallam: “Lakukanlah qiyamul lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub (pendekatan), penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah” (HR. At Tirmidzi).

g. Selalu Dicintai Allah Subhanahu Wata’Ala

“Tiga golongan yang Allah mencintai dan tertawa kepada mereka serta memberi mereka berita gembira: orang yang manakala ada sekelompok pasukan terbuka peluang perang, dia berperang di belakang barisan pasukan itu dengan dirinya karena Allah, (dia di antara satu dari dua pilihan) terbunuh atau dimenangkan oleh Allah dan dicukupinya, maka Dia berkata: Lihatlah kepada hamba-Ku ini, bagaimana ia bersabar dengan dirinya karena Aku. Orang yang memiliki istri yang cantik dan kasur yang lembut lagi bagus, lalu dia bangun salat di malam hari, maka Allah berkata: Dia meninggalkan syahwatnya dan mengingat Aku, sekiranya dia mau tentunya dia tidur dan orang yang mana bila dia berada dalam perjalanan bersama para musafir yang bergadang lalu tidur maka dia bangun salat di akhir malam baik dalam kondisi tidak senang atau senang” (HR. Thabrani). Wallahu A’lam Bish Shawab.

Tags: