Resah dan deg-degan. Begitu umumnya yang dirasakan sebagian besar kaum hawa jika mendapati bagian tertentu di payudaranya mengeras atau ada benjolan.
Mereka selalu timbul rasa was-was yang berlebih. Terlebih jika diraba ke bagian lain terdapat benjolan-benjolan lain tentu semakin gundah gulana.
Mendapati benjolan di sekitar payudara bukan berarti seseorang terjangkit tumor atau kanker. Sebab banyak hal yang perlu diperiksa jika benjolan payudara di luar normal.
Memang, curiga terhadap benjolan di payudara itu harus. Tetapi jika menjadikan benjolan sebagai momok tentu akan menimbulkan persoalan baru.
Menurut pengalaman wanita yang terkena tumor atau kanker, benjolan di payudara itu tidak terasa sakit pada awalnya. Terkecuali jika kondisinya sudah sangat parah.
Bisa timbul terasa nyeri, kaku, atau hal tidak nyaman lainnya. Hal ini dikarenakan saraf-saraf di area payudara sudah terkena serangan tumor atau kanker.
Adapun ciri khas tumor atau kanker di payudara bisa dilihat ada perbedaan asimetris. Salah satunya ukuran payudara sebelah kanan dan kiri berlainan.
Jika diperhatikan dengan seksama ada cekungan dan puting payudara tertarik ke dalam. Kemudian kulit di sekitar payudara warnanya memerah dan pori-pori terlihat.
Dengan kondisi seperti ini ada juga sebagian area di payudara terluka. Meski demikian, kondisi masing-masing tumor atau kanker pada payudara wanita berbeda.
Mengapa? Setiap kanker itu tidak harus selalu ditandai dari benjolan-benjolan di area payudara. Hanya saja, kanker payudara cenderung bisa dilihat ada kista di payudara.
Biasanya dalam kondisi seperti ini disertai keluarnya cairan dari puting payudara. Ada juga cairan darah yang keluar dari puting payudara.
Pada kondisi yang lain, indikasinya tumor atau kanker payudara jika terdapat luka di area payudara sulit disembuhkan. Jika kondisi sudah seperti ini harus segera ditangani.
Memerikan kondisi payudara yang sehat atau tidak bisa dilakukan sendiri. Caranya dengan mengangkat kedua tangan ke atas lalu menggoyang-goyangkannya.
Umumnya, pengecekannya dilihat di depan cermin. Saat digoyang-goyangkan apakah ada payudara yang tidak terangkat?
Jika terangkat semuanya saat digoyang-goyangkan bisa dikatakan normal. Namun jika terindikasi tumor maka saat digoyang akan diam saja atau tidak terangkat.
Menyimpulkan tumor atau kanker variabelnya banyak. Salah satu contoh bisul menahun di sekitar area payudara. Benjolan jika diraba atau ditekan rasanya nyeri.
Sedangkan apabila benjolan itu adalah tumor maka terasa sakit, terkecuali sudah parah dan mengenai saraf. Tentu saja rasanya panas, nyeri, dan tidak karu-karuan.
Untuk memastikan apakah benjolan di area payudara itu tumor atau kanker diperlukan pemeriksaan yang khusus dengan alat atau mammografi ke rumah sakit.
Alat ini menggunakan teknologi foto rontgen. Mammografi akan menunjukkan gambar jaringan payudara dengan jelas. Beragam kelainan payudara bisa terdeteksi.
Misalnya apakah ada kanker payudara, tumor, kista payudara, penumpukan kalsium, klasifikasi pada jaringan payudara lainnya, atau kelainan payudara.
Dari tes mammografi, jika ada benjolan di payudara, belum tentu kanker payudara. Bisa jadi benjolan tersebut hanyalah tumor yang tidak berbahaya atau tumor jinak.
Sebagaimana yang telah diteliti para ahli dan paramedis, kanker jinak atau tumor merupakan kumpulan sel.
Hanya saja sel tersebut merupakan hasil pembelahan abnormal pada suatu jaringan yang menetap di dalam suatu area organ tubuh.
Tumor jinak tidak berpindah tempat atau menyebar ke organ lain. Terlebih tumor bisa dengan mudah ditangani lewat tindakan medis yang tepat dan akurat.
Berbeda dengan kanker payudara, ini adalah sekelompok sel yang tumbuh secara tidak terkendali dalam jaringan. Sel ini berpotensi menyebar sekaligus berpindah pada organ lain dalam tubuh.
Nonkanker
Salah satu jenis tumor jinak (nonkanker) disebut fibroadenoma mammae. Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak pada payudara perempuan yang terbentuk karena adanya kelainan pertumbuhan jaringan.
Pembentukan fibroadenoma mammae terjadi oleh jaringan fibrous stroma dan proliferasi epitel lobulus. Fibroadenoma mammae biasanya ditemukan pada perempuan di bawah usia 30 tahun.
Menurut American Society of Breast Surgeons Foundation pada Healthline, sekitar 10 persen perempuan di Amerika Serikat mendapatkan hasil diagnosis fibroadenoma.
Tumor terdiri dari jaringan kelenjar dan ikat, dan dapat bervariasi dalam berbagai ukuran. Beberapa sangat kecil sehingga seseorang tidak dapat merasakannya, sementara yang lain mudah ditemukan selama pemeriksaan diri.
Seseorang mungkin menderita satu atau banyak fibroadenoma. Fibroadenoma dapat mempertahankan ukurannya atau tumbuh menjadi lebih besar atau sebaliknya menyusut seiring waktu.
Jika fibroadenoma cukup besar untuk disentuh, biasanya akan terasa seperti benjolan bundar yang relatif kuat sehingga mungkin bergerak di bawah kulit.
Gejala fibroadenoma biasanya tidak menyakitkan atau lunak saat disentuh. Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apa pun selain benjolan.
Walau demikian, menurut Breast Cancer Care (BCC), fibroadenoma mungkin terasa lunak sebelum menstruasi. Fibroadenoma juga bisa menjadi lebih besar selama kehamilan, menyusui, atau saat mengambil terapi penggantian hormon.
Namun, fibroadenoma biasanya akan kembali ke ukuran sebelumnya setelah fluktuasi hormon. Penyebab-penyebab fibroadenoma tidak diketahui, tetapi kemungkinan terkait dengan hormon reproduksi.
Fibroadenoma terjadi lebih sering selama tahun-tahun reproduksi atau sebelum masa menopause. Ada juga fibroadenoma yang membesar selama kehamilan atau saat penggunaan terapi hormon, dan ini mungkin menyusut setelah menopause.
Para ahli mengklasifikasikan fibroadenoma menjadi simple dan complex. Menurut American Cancer Society (ACS), fibroadenoma simple terlihat sama ketika memeriksanya di bawah mikroskop.
Sedangkan fibroadenoma complex biasanya lebih besar dan memiliki fitur yang berbeda. Tumor jinak paling sering dialami wanita usia 20-30 tahun.
Fibroadenoma terjadi ketika tubuh membentuk jaringan kelenjar susu berlebihan. Umumnya fibroadenoma dapat hilang dengan sendirinya.
Namun terkadang dapat juga tinggal dan membesar terutama saat hamil. Penyebab fibroadenoma umumnya tidak diketahui dengan pasti.
Karena kondisi seperti ini banyak dialami wanita menopause dan pascamenopause yang menjalani terapi penggantian hormon. Maka diduga fibroadenoma bisa akibat perubahan kadar hormon estrogen.
Hanya saja fibroadenoma yang tidak kunjung hilang umumnya ditangani dengan cara operasi. Saat wanita menstruasi terkadang perubahan payudara terlihat jelas.
Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormone selama siklus. Cirinya ada benjolan pada salah satu atau kedua payudara. Benjolan ini bertambah besar dan mengeras sebelum masa menstruasi.
Benjolan yang dirasakan dapat terasa keras ataupun lunak dan dapat terdiri dari satu atau beberapa benjolan. Terkadang keluar cairan dari puting. Nyeri terkadang terasa dan juga ada perubahan ukuran payudara, hal ini disebut dengan fibrosistik.
Fibrosistik tidak memerlukan penanganan khusus. Tetapi jika tidak tahan sakitnya paramedis akan memberikan resep untuk membantu meredakan nyeri saat datang bulan.
Benjolan dan rasa sakit yang disebabkan oleh fibrosistik umumnya akan mereda setelah menstruasi selesai. Oleh sebab setiap benjolan pada payudara bukan menandakan kanker.
Tetapi supaya lebih kuat diagnosisnya, disarankan memeriksakan diri. Ketidaktahuan ini bisa memutuskan bahwa benjolan payudara Anda bersifat kanker atau tidak?