Oksidan

Bekam Sebagai Kurikulum Kedokteran

Bekam Sebagai Kurikulum Kedokteran

Grandmaster terapi oksidan, Muhammad Candra P. Pusponegoro Al Jubron Fahirro berharap metode bekam bisa masuk dalam kurikulum pendidikan dokter dan dibuka unit khusus di rumah sakit.

Metode ini, lanjut dia, selain murah juga hasilnya memuaskan. Cara ini relatif aman, murah, dan prosesnya sangat cepat.

“Setelah oksidan dikeluarkan, ada pengaruh yang signifikan terhadap kadar penyakit. Misalnya orang yang menderita penyakit gula (diabetes mellitus), kadar gula dalam darahnya menjadi normal,” jelasnya.

Pengembangan ORT ini juga akan dilakukan di beberapa rumah sakit. Untuk masyarakat kota, ORT bisa dilakukan untuk menciptakan inner beauty, menurunkan berat badan, dan penyakit sistemik lainnya.

ORT bisa dilakukan untuk pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif) terhadap serangan-serangan penyakit.

Dengan ORT dapat membangkitkan sistim imunitas yang maksimal dan alami tanpa harus menggunakan suplemen atau obat.

Torehan atau bedah minor dilakukan pada titik-titik tertentu pada tubuh pasien yang akan diterapi.

Terapis kemudian menentukan Motor Point Therapy (MPT). MPT yang akan di toreh harus dibersihkan dengan alkohol dan diberi antiseptik.

Setelah itu baru di kop (cupping) selama 3-5 menit. Hasilnya, kulit akan menjadi sedikit keras yang memudahkan untuk ditoreh sedalam 0,9 mm dan sepanjang 0,5 cm.

Pengobatan dengan cara dikop yang dikenal masyarakat Jawa ini sebetulnya berasal dari Bahasa Inggris cupping. Setelah ditoreh atau dalam Bahasa Melayu dikenal dengan istilah bekam, cairan dikeluarkan dengan cara dikop lagi.

Metode ini diulang-ulang pada titik tertentu hingga tiada tersisa. Pengobatan bekam atau hijamah berarti mengeluarkan darah.

Dalam masyarakat Melayu istilah bekam lebih dikenal sebagai pembuangan darah. Oksidan yang keluar ini bercampur dengan berbagai racun tubuh yang harus dikeluarkan.

“Oksidan yang keluar dari tubuh warnanya hitam, kental, dan tidak beraroma. Inilah yang menyumbat aliran darah ke organ-organ tertentu dalam tubuh yang mengakibatkan kerjanya terganggu sehingga timbul penyakit,” terangnya.

Setelah selesai, sterilisasi dilakukan dengan mengoleskan antiseptik.

“Yang paling utama adalah faktor kebersihan dan steril, supaya tidak mengakibatkan luka. Kalau semua syarat ini dipenuhi, metode ini aman,” saran Dr. Wahyudi Widada, S.Kep, M.Ked, salah satu peneliti tentang sistem kerja bekam.

Berbagai macam penyakit kemudian diketahui bisa disembuhkan dengan teknik ini.

Misalnya saja insomnia, jerawat, kencing manis (diabetes mellitus), asma, arthritis, kadar LDL dan trigliserida meninggi dalam darah.

Selain itu bisa juga mengobati penderita hipertensi, tekanan darah rendah (hipotensi), penderita pengapuran, kegemukan atau kelebihan berat badan (obesitas), pengeroposan tulang (osteoporosis), stroke, varices, depresi, gangguan kepribadian, gangguan makan, kecemasan, penyalahgunaan alkohol dan obat (narkoba), gangguan fungsi seks.

Candra sendiri sudah mempraktikkanya dalam berbagai jenis penyakit termasuk untuk tumor maupun kanker. Pengobatan seperti ini harus dikembangkan secara komprehensif untuk kemaslahatan umat di dunia.

Tags: