Oksidan

Kanker Berubah Hitam Setelah Dibekam

Kanker Berubah Hitam Setelah Dibekam

Keajaiban pengobatan bekam atau terapi oksidan semakin mengagumkan. Sebenarnya tidak hanya di Indonesia, di negara-negara lain seperti Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Australia.

Bekam jadi obat pilihan. Selain biayanya murah, penanganannya praktis dan efisien. Penyakit tumor atau kanker misalnya, sangat efektif diterapi dengan cara bekam.

Beberapa hari yang lalu, pasien pengidap kanker payudara berobat kepada kami. Kondisi kankernya cukup mengkhawatirkan.

Alhamdulillah dengan terapi seperti ini, sekarang kondisinya semakin baik. Sekitar permukaan payudara yang dihinggapi kanker berangsur-angsur mengering setelah dikeluarkan darah kotornya.

Umumnya, sebelum dibekam, khusus pengidap kanker, permukaan kulit di sekitar kanker payudara berair (becek), bernanah, dan aromanya tidak menyenangkan.

Setelah bekam pertama, tiga hari kemudian permukaan tersebut mulai mengering. Aroma yang tadinya tidak bersahabat menurun drastis alias tidak berbau lagi.

Selain itu, sel kanker payudara yang sebelumnya merah merona perlahan jadi menghitam (mati atau layu).

Mengapa permukaan bagian tubuh yang dihinggapi sel kanker warnanya merah merona? Hal ini dikarenakan sel-sel kanker tersebut sangat aktif.

Sifat dari sel kanker sangat fluktuatif terlebih jika sudah metastasis (menyebar). Dengan dibekam otomatis sel-sel kanker yang berada di dalam darah larut dan tersedot keluar.

Sirkulasi oksigen yang tinggi akan terjadi di daerah luka akibat kanker. Sehingga perlahan-lahan sel kanker yang merona menjadi layu.

Tentu saja untuk kanker stadium lanjut pembekaman tidak bisa dilakukan sekali terapi. Tetapi harus melakukan pengobatan secara berkesinambungan.

Kecuali kondisinya belum parah atau baru gejala-gejala awal. Prinsip medis dari pengobatan ini adalah mengeluarkan sel darah rusak (darah kotor) yang merupakan tempat hidup sel-sel kanker.

Kita tahu bahwa di bawah kulit, otot, atau fascia terdapat suatu poin atau titik yang memiliki sifat istimewa.

Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaring-jaring (jala). Jala ini dapat disamakan dengan meridian atau habi.

Dengan adanya jala maka terdapat hubungan yang erat antarbagian tubuh sehingga membentuk kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.

Kelainan yang terjadi pada satu poin dapat menular dan memengaruhi poin lainnya. Pengobatan pada satu titik misalnya, tentu saja akan mengobati titik yang lainnya.

Tags: