Hijamah atau bekam merupakan pengobatan yang paling mujarab. Kita tidak perlu meragukan hadis-hadis tentang hijamah.
Jika Anda belum pernah mencoba hijamah dari lahir sampai sekarang, tentu saja sangat disayangkan. Alasannya, setelah hijamah, Anda akan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Cobalah di sekitar Anda, jika di sana ada klinik hijamah, silakan Anda mencobanya. Tidak ada kerugian jika Anda mencoba sekali seumur hidup. Akan ada kenikmatan dan rasa yang sangat nyaman.
Perlu kita tahu, hijamah tidak hanya menyembuhkan orang yang sakit saja, melainkan jika seseorang susah meninggal, dengan perantaraan hijamah, orang yang sakit dan sulit meninggal itu bisa terbantu sehingga proses keluarnya ruh lebih mudah.
Tulisan ini mungkin bisa menjadi rujukan para hajim, terapis, atau mereka yang mencintai dan berkecimpung dalam pengobatan hijamah. Mati. Saya perkenalkan kata yang agak ekstrem dalam beberapa pengalaman kali ini.
Mati, (ma-ti) dua kata yang paling dihindari dan ditakuti semua orang. Sehebat apapun orangnya, sekuat apapun, sesakti apapun, atau siapapun memiliki ‘kekuatan yang bersumber kepada bukan syariat’ pasti akan mati.
Padahal mati itu pasti akan datang sesuai dalil-Nya; “Setiap jiwa (termasuk manusia) pasti akan mati” (QS. Ali Imran 185). Pada ayat lain bisa dibuka QS. Al Anbiya’ ayat 35. Meskipun kita memiliki pengawal, dalam benteng yang kokoh tetap saja mati akan menjemput seseorang dengan cara Allah.
QS. An Nisaa’ 78, Ainama takunu yudrik kumul mautu walau kuntum fi burujim musayyadah; Di manapun engkau berada, mati akan datang juga, meskipun kamu bersembunyi di dalam benteng yang kokoh (kuat).
Kapan waktunya mati? Kita tidak tahu, hanya Allah yang tahu. Tiada seorangpun yang tahu kapan datangnya kematian. Untuk itu, jika Anda sebagai seorang tabib, hajim, atau sejenisnya, teruskanlah berkarya sampai ajal menjemput.
Mati dengan Cara Hijamah
Jika selama ini banyak orang sembuh dengan hijamah dari sakit yang lama diderita dan parah, tentu agak beda bagi mereka yang setelah dihijamah meninggal dunia. Keluarga pasien merasa bersyukur karena dengan hijamah bisa meninggal.
Beberapa waktu lalu, saat saya berada di Jakarta, Depok, Bengkulu, Pekanbaru, Batam, Solo, atau di beberapa kota lainnya merasakan kehebatan hijamah yang di luar testimonial pada umumnya.
Ketika saya di Jakarta tahun 2005, ada seorang pasien perempuan yang sudah berumur (55 tahun) dan kondisinya sangat parah. Dia terkena kanker payudara. Setelah dibawa ke salah satu rumah sakit khusus kanker di Jakarta, para dokter tidak bisa memberikan harapan apapun kepada pasien dan keluarganya.
Akhirnya keluarga memutuskan datang ke klinik Bengkel Manusia. Di klinik, terapi hijamah dilakukan sesuai dengan kondisi pasien. Tentu saja tidak melupakan kaidah medis. Kala itu sistolik dan diastoliknya bagus, dan gula darah juga normal.
Anda bisa membayangkan, kanker payudara dengan kondisi parah, keluar nanah dan banyak belatung? Tentu mengerikan. Alhamdulillah, dengan izin Allah, setelah dihijamah beberapa kali di bagian punggung, kankernya mulai meredup.
Biasanya pada payudara yang ditumbuhi kanker, benjolannya terlihat merah merona dan berbau. Selain itu, keluar cairan putih yang lengket disertai dengan darah. Setelah dihijamah, dua hari kondisi yang seperti itu mengering.
Terlebih baunya yang menyengat sudah tidak muncul lagi. Lebih mencenangkan, benjolan yang muncul di permukaan payudara menghitam dan layu. Kondisi ini akan terus membaik jika dilakukan hijamah secara kontinyu.
Hanya saja, sebagai suplemen, dianjurkan konsumsi madu, habbatus sauda’, dan minyak zaitun. Tujuannya, supaya stamina badan menjadi lebih baik dan terkontrol. Walau demikian, setelah hijamah, bukan berarti bentuk payudara akan kembali seperti sedia kala.
Tidak seperti pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya apakah setelah dihijamah bentuk payudara bisa kembali seperti semua? Oh tidak begitu. Kanker payudara yang sudah parah, setelah dihijamah akan sehat.
Keadaan yang parah itu berangsur-angsur menjadi bagus. Sedangkan wujud dan bentuknya akan rata setelah benjolan-benjolan yang menempel di bagian payudara rontok (ambrol) dengan sendirinya.
Keambrolan kanker yang bergelantungan pada payudara tidak langsung. Proses ini butuh waktu beberapa jam. Namun jika dalam beberapa jam tidak ambrol, Anda jangan lantas mengatakan “Kok belum ambrol juga?” tapi lihatlah kondisi benjolannya, Insya Allah pasti sudah mulai menghitam.
Keadaan seperti ini akan berproses dengan sendirinya dan hebatnya, ketika benjolan itu copot dari payudara, tidak ada satupun darah yang menetes dari bekas yang copot itu.
Seperti luka koreng pada tangan atau yang akan sembuh, bagian kulit atas yang hitam lepas tanpa mengeluarkan darah. Berbeda jika luka koreng belum sembuh dan dipaksa ditarik kulit hitamnya, tentu darah akan mengalir.
Alhamdulillah, kondisi pasien tadi terus membaik seiring dilakukan hijamah secara fokus dan benar. Bahkan anak ibu itu, setiap seminggu sekali datang salah satu rumah sakit untuk memastikan keadaan ibunya dan konsultasi sama dokter.
Dari hasil pemeriksaan, menurut anaknya kala itu, saat dibawa ke klinik (rumah sakit) kondisi ibunya, baik tensi darah, gula darah, dan kolesterol normal dan baik. Hanya saja, anaknya tidak cerita jika ibunya memiliki kanker payudara.
Demikian halnya saat saya di Solo, Jakarta, Batam, Pekanbaru, beberapa waktu lalu. Ada pasien yang sangat sulit disembuhkan melalui kaidah medis. Akibat keparahannya, dia dan keluarganya sudah angkat tangan.
Mengapa? Selain biaya perobatan sangat mahal, kondisinya justru tidak membaik. Bisa dikatakan hidup segan matipun tak mau. Alhamdulillah dengan wasilah hijamah, yang bersangkutan meninggal.
Ini berarti, bisa jadi dengan hijamah, kondisi jasmani dan ruhani si sakit menjadi lebih bersih, sehingga mempermudah ruhnya kembali ke asalnya. Wallahu A’lam bi Shawab.