Kebiasaan buruk merokok dapat memicu terbentuknya oksidan (radikal bebas). Sebab dalam kandungan rokok itu terdapat produktivitas H2O2 yang meningkat secara drastis.
Jika hal itu terjadi maka antioksidan akan menurun. Zat racun di dalam rokok, seperti H2O2 akan merusak spektrin (kulit sel darah merah) dan deformabilitas (elastisitas) eritrosit menurun tajam.
Jika eritrosit tidak elastis maka ia tidak mampu melewati mikrovaskuler (kapiler). Akibatnya terjadi gangguan oksigenasi sel.
Terapi mengeluarkan darah dari permukaan kulit atau bekam merupakan cara pengobatan yang sangat hebat. Prinsip kerjanya mengeluarkan darah dari area tertentu melalui media punggung atau bagian lainnya.
Ketika darah dihisap keluar melalui alat maka kandungan sel-sel darah yang rusak akan diganti (regenerasi sel darah merah) oleh ginjal dan sumsum tulang. Bekam bisa menstimulasi produksi eritrosit baru dan mengganti eritrosit lama yang dikikis karena terpapar oksidan.
Jenis penelitian yang dilakukan Wahyudi Widada, S.Kep, M.Ked (alumni S2 Patobiologi Universitas Airlangga Surabaya) ini bersifat quasy experimental. Pada penelitiannya, pembagian kelompok subjek penelitian dibagi menjadi dua.
Pertama Kelompok K-0 sebagai kontrol. Caranya dilakukan dua kali pengambilan darah pada vena mediana cubiti. Darah diambil sebanyak 4 mililiter (4 cc) yang dilakukan pada hari pertama dan hari ke-15.
Selanjutnya kelompok K-1 dilakukan sebagi kelompok perlakuan 15 menit sebelum bekam dan 15 hari setelah bekam diambil darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 4 mililiter.
Kesimpulan dari penelitian (tesis) selama ini mengungkapkan nilai deformabilitas eritrosit sebelum perlakuan terendah 85,39 persen dan tertinggi 99,05 persen serta rerata 93,27 persen.
Nilai deformabilitas eritrosit sesudah perlakuan adalah terendah 91,05 persen, tertinggi 99,56 persen serta rerata 96,72 persen.